Setiap sudut Jakarta, buat aku, adalah sumpek, riuh dan pengap. Itulah kenapa aku merantau dan lupa pulang. Melipir ke Purwokerto tujuh tahun lalu buat kuliah trus bablas beranak pinak dimari. Karena ya, sebanyak apapun peluang dan kemungkinan baik di sana, aku tetap enggak rela hidup dalam pengap. Ibukota terlalu monster buat aku. Waktu diundang acara launching salah produk smartphone di Jakarta, aku dan mbak Uniek (www.uniekkaswarganti.com) menginap di hotel Grand Mercure Jakarta Harmoni . Waktu perjalanan dari bandara, yang aku bayangkan adalah hotel di tengah ibu kota yang pasti akan tutup jendelanya seharian. Menikmati ademnya pendingin ruangan sambil golar goler gemez adalah pilihan terbaik yang sudah aku rencanakan saat di bis. Pas sampai hotel, aku dapat kamar di lantai 9, which is lantai paling atas. Dan kamar paling ujung, yang mana adalah nomer kamar terakhir di hotel megah itu. Sempet horor sih, soalnya kalau di film-film, yang ujung-ujung begitu biasanya ada dunia lain-n