Skip to main content

Liburan Eksotis Bersama Vitalis



Aku, seorang pecinta pantai. Berjemur dan mandi air laut, buatku adalah hidup paling hidup. Dan lewat menulis, aku mengantar kecintaanku ini menuju pelabuhannya. Menulis blog, pernah membawaku keliling Lombok, berdiri di surganya Phuket, berkunjung ke pantai tak berpenghuni di Nusakambangan, eksplorasi Bali, hingga titik paling indah di Selayar. Dan dua hari lalu, lagi-lagi karena blog, aku sampai ke pulau terluar di Kepulauan Seribu: Pulau Pantara.

Keprokin napah!

 
Kali ini, yang membawaku adalah kemenangan atas lomba blog yang dihelat Vitalis. Iyaa, Vitalis brand minyak wangi yang kalau mau beli tinggal ngesot ke indomaret alfamart terdekat. Dimana-mana banget ada. Lombanya tentang liburan impian, hadiah utamanya ke Lombok. Sebenernya iming-iming Lombok ini yang bikin aku nekat ikut, karena Gili Petelu selalu memanggil untuk kembali. Dan Ayam Taliwang dan sate Bulayak dan Banteng Ngangak dan Beberuk Terong, maksudnya.

Demi Lombok beserta Gili Petelu dan Ayam Taliwang dan sate Bulayak dan Banteng Ngangak dan Beberuk Terong ini, aku menulis tentang Segara Anak. Danau di tengah Rinjani. Biar menang, aku hubung-hubungin sama wanginya Vitalis. Menjilat gitu, deh. Bhahahaha

Tapi namanya Gusti yah, ngasih rejeki mah enggak bakal meleset. Aku gagal jadi pemenang utama, gagal ke Lombok. Tapi berhasil jadi pemenang harapan, hadiahnya berlibur ke Pulau Pantara. Salah satu pulau di Kepulauan Seribu yang aku sama sekali baru pernah dengar. Sempet kecewa sih, karena menurutku Kepulauan Seribu kan 'gitu-gitu aja', ngapain deh ke sono? ehehehe

Pemenang ada empat orang, kami kumpul di Marina, Ancol. Dan ternyata gak ada satupun pihak Vitalis maupun agency yang ikut. Jadi beneran kami berempat dilepas liburan tanpa rundown acara tanpa ikatan apapun, bebas sebebasnya mau ngapain. Whoaaa :')

Pas sampai di Pulau Pantara, aku langsung sangat sangat sangat bersyukur enggak menang ke Lombok. KARENA PULAU PANTARA ASLI EKSOTIS BANGET DEMI APAPUN. Aaaaaaaak. Pas upload foto di sosmed, banyak yang ngira aku di Derawan. Kecewa gak kesampaian balik ke Gili Petelu dan Ayam Taliwang dan sate Bulayak dan Banteng Ngangak dan Beberuk Terong, seketika jadi sujud syukur karena Gusti betul-betul Maha Tau. 

Kami dilepas liburan sebebas-bebasnya di pulau yang benar-benar indah. Kami terserah mau ngapain aja mau gimana aja, di tempat yang sangat mirip Derawan. Kami bareng sama rombongan trip yang isinya cuma sekitar 30 orang, dan itu mayoritas turis asing. Jadi beneran pulau seluas itu hanya ada kami dan 30an turis asing yang turun kapal langsung sepi banget karena ya bayangin aja 30 tamu di satu pulau. Kami, hari itu, adalah empat orang paling bahagia di dunia Ancol. Ya ampun nulisnya aja terharu ini.

Waktu naik taksi dari Gambir, sopirnya nanya "Dermaga berapa, mbak?", aku jawablah "Pier 22, pak". Sopirnya bilang apa coba? "Wah, mau kemana mbak? Itukan dermaga buat orang-orang penting.". Duh, pak, aku mah anak Purwokerto yang enggak ngerti apa-apa soal ibukota. Jadi bapaknya bilang gitu cuma bisa senyam senyum katrok. Sebelum naik kapal, Metta (salah satu pemenang), cerita juga kalau abang ojeknya bilang "Dermaga 22? Mbak dari kedutaan ya?". Hahahahaha ya ampun, kami 'ditempatkan' di liburan se mewah ini. Gusti terimakasih.

Dua hari di Pulau Pantara, kami berempat sebenar-benarnya menikmati kebebasan. Literally, enggak ngapa-ngapain. Hari kami penuh dengan leyeh-leyeh, golar-goler, ketawa-ketiwi dan foto-foto sampe senep. Turis asing itu sedikit yang mau main di laut, kebanyakan mereka menikmati liburan dengan diam di kamar, baca buku atau enjot-enjot bikin dedek bayi. Jadi itu pantai super-luas serasa milik berempat. Kami berjemur, nyemplung laut semaunya, makan enak, selonjoran di pasir putih, main sama ikan-ikan, tanpa orang lain bikin foto bocor. Aaaaah :')


Oh, gak lupa, kami membawa Vitalis body scent seri Exotic Vacation kemanapun. Karena kami merasa sangat bahagia sama hadiah liburan ini, jadinya sayang banget sama si parfum. Dielus-elus dan difoto-foto mulu. Bhahahaha. Kesukaanku yang biru, Honolulu Escape. Selain karena warnanya pantai dan langit banget, juga karena wanginya enaaaaaa. 


Soal Pulau Pantara, akan aku tulis di postingan berikutnya, ya. Terimakasih untuk Vitalis, terimakasih buanget membawaku ke liburan yang eksotis dan menyenangkan ini. Terimakasih Kak Robin, sudah mau mengurus kami yang rempongnya ngalahin pasar ikan dan wanita selalu benar. HAHAHA. Terimakasih Metta, Kak Shasa, Kak Nas, atas kebersamaan selama 2 hari yang sangaaaaaaat lelah foto. Memori aing penuh sama muka kalian xD



Purwokerto, awal Agustus penuh sumingrah, 2016

Demi lah, ini liburan terbaik yang pernah aku jalani. Menulis membawaku sejauh ini. Untuk semiliar kali, maturnuwun Gusti Ingkang Widhi.

Comments

Popular posts from this blog

Menginap di Amaris Hotel Pancoran, Siapa Suruh Datang Jakarta!

Setiap ke Jakarta dan menginap di hotel, aku jadi punya kesukaan baru. Buka jendela malam-malam dan menonton pertunjukan bernama ibukota. Diam di sana, berlama-lama, dan menyaksikan banyak drama. Yang pada akhirnya mengantarku pada syukur, bahwa hingga hari ini, aku masih hidup di desa. Tuhan maha baik. --- Tinggal jauh dari ibukota juga membuatku kenal dekat dengan sebuah makhluk abstrak bernama kangen. Sahabatku, banyak yang tinggal di Jakarta, mengadu hidup di sana. Dan terpisah 7 jam kereta api dengan mereka, ternyata malah membuatku menghargai setiap pertemuan. Mengajarkanku betapa berharganya setiap kesempatan yang aku punya untuk berangkat ke sana. Minggu lalu, kesempatan itu datang lagi, pergi ke ibukota. Yay. Penuh haru banyak noraknya, aku mengemas barang untuk dua tujuan: menghadiri pesta pernikahan Cablo dan kopi darat dengan rombongan ibu-ibu blogger super-rempong.  Tujuan pertama adalah seorang teman lama yang punya nama asli Reka, kupanggil Cablo karena dia memang Canti

Cantiknya Kain Besurek Khas Bengkulu

Kain yang aku pakai itu, kain Besurek khas Bengkulu. Cantik banget yaaa.. Eh, apa? Kain Besurek nggak boleh dijadikan rok? Nggak sopan? Kenapa? Boleh, kali. Motif yang ada pada kain Besurek, itu hanya ornamen yang menyerupai huruf arab gundul, dan enggak ada artinya. Jadi BUKAN ayat suci Alquran, ya! Meskipun, he euh, Besurek secara harafiah berarti bersurat atau tertulis. Tapi menurut kak Asnody, guide yang menemaniku waktu di Museum Negeri Bengkulu, motif pada kain Besurek itu enggak membentuk kalimat dan enggak bisa dibaca. Jadi ya memang bukan surat dalam Alquran, hanya ornamen yang menyerupai. Saking noraknya si Pungky, aku baru tau sebulan yang lalu kalau Bengkulu punya kain khas yang namanya kain Besurek ini. Waktu pertama kali lihat kain ini di Museum Negeri Bengkulu, aku melengos gitu aja karena sekilas kelihatan biasa aja. Cuma kain yang bermotif huruf arab gundul. Pun warnanya, yang dipajang di museum, kelihatan kuno di mataku. Jadi aku lebih tertarik nyantroni temen-temen

7 Alasan Kenapa Aku Jatuh Hati pada ASUS Zenfone 3

Bosen nggak sih liat aku terus-terusan pamer ASUS Zenfone 3 di sosmed? Bhahahaha Ya gimana dong, aku betul-betul jatuh hati smartphone ini. Bahkan gak cuma aku, di rumah, ASUS Zenfone 3 ini jadi primadona. Enggak bisa deh dipakai satu orang dalam waktu yang lama. Kalau seminggu aku pakai, minggu depannya pasti diculik suamiku. Penginnya sih punya satu-satu ya, tapi kan kami enggak kentut duit. Yaudahlah satu aja dipakai berdua. Itu smartphone apa sabun mandi? Seri yang aku bahas kali ini adalah ZE552KL . Ini nih, 7 alasan kenapa aku jatuh hati sama ASUS Zenfone 3: 1. Kaca Belakang yang Berkilau Bukan, bukan kaca belakang buat atret, lukata angkot. Jadi, case bagian belakang ASUS Zenfone 3 ini terbuat dari crystal glass . Dan kalau kena cahaya, asli, dia berkilau! Beberapa orang nggak suka sama hal ini karena bikin cepat kotor. Karena sidik jari apalagi saat tangan berkeringat, pasti nempel dan meninggalkan kesan dekil. Tapi aku mah suka banget. Karena kalau lagi selfie siang bo