Skip to main content

Blog Husband di Balik Galaksi Pungky




Pernah dengan istilah Instagram Husband? Atau Instagram Boyfriend? Jadi sesungguhnya, dibalik foto cetar dan kece cewek-cewek di instagram, ada cowok atau suami yang lagi jungkir balik jadi fotografer. Mereka yang rela panas-panasan, nungging di tempat umum, blesekan ke semak-semak, diliatin orang, cuma untuk menangkap gambar terbaik kekasihnya. Demi apa? Demi foto instagram nan hits dan kekinian.

Blog juga gitu. Dibalik tampilan uwuwuw seorang perempuan di blognya, biasanya ada cowok atau suami yang hidupnya gak tenang. Minimal saban hari dipalak motretin, atau sial-sial, baru juga bangun tidur udah ditanya "Alisku udah sama belom? Mau foto endorsan nih". Bhahahaha aing pisan.

Namanya mas Topan, blog husband dibalik Galaksi Pungky. Dialah laki-laki yang membuat blogku terus hidup dan (kayaknya) berkembang sejak pertama publish tahun 2009, hingga hari ini.

Dia yang setia jadi editor SETIAP postinganku sekalipun itu tulisan kecantikan. Dia yang cek tata bahasanya, eyd-nya, titik koma, yang ngomel karena setiap kata italic aku lurus-lurusin lagi nyahahaha, yang ribet sama logika kalimat padahal aku mah asal jeplak kalau nulis, sampai dia tau apa itu two way cake dan hapal nama-nama bulu mata Syahrini.

Dia yang bikinin mini studio di rumah karena aku dongeng panjang lebar tentang tren flatlay. Dia ke matrial, ke toko buku, ke warung, dia menuju dapur bersama perkakasnya lalu mengabulkan kepengenan istrinya. Demi foto produk di blog yang lebih cling dan berselera masa kini. Demi review yang lebih asyique dilihat pembaca.


Dia yang rela membopong kameranya berat-berat kemanapun kami pergi karena bininya lenjeh. Dikit-dikit minta #ootd, bentar-bentar pengin narsis, cakep dikit cekrek. Enggak mandang lagi makan, lagi ribet, lagi di jalan, pokoknya nemu tempat yang lucu buat dipajang di blog, kudu berhenti dulu potoin. Sering protes sering bete tapi tetep dilakoni sampai hari ini. Bhahahaha Cinta aja apa cinta banget nih masnya?

Dia yang merestui aku terus berpergian padahal dia tau ngurus anak tanpa istri itu repotnya minta maap. Dia meridhoi setiap perjalanan yang aku lakukan, sekalipun cuma jadi satu dua postingan itupun yang baca ya juga cuma satu dua. Dia yang mengantar setiap pergiku dan selalu ada di pintu jemput stasiun saat aku pulang, dia yang bersedia cari rejeki lebih banyak demi ongkos aku jalan-jalan, dia yang memastikan semua kamera dan lensa sudah masuk ransel karena kalau sampai ada yang ketinggalan, dia juga yang aku tangisin di telfon semaleman. *evil smile

Dia yang dengan senang hati muter Purwokerto demi kain putih polos permintaan bini lenjehnya. Bersama palu dan paku, menyulap sebuah ruang di rumah kami jadi studio foto ala akadarnya. Buat apah? Buat pemotretan ala-ala blogger kekinian karena rumah kami gak punya tembok putih. Gusti nu agung kenapa gini amat kelakuan sayah.
 

Dia yang keluar masuk toko listrik karena aku ngerengek terus, pengin jadi beauty blogger masa gak punya ring light?Tapi ternyata kalau beli najong banget mahalnya, dan dia sadar uang kami gak ada untuk itu. Maka dia merakit sendiri lampu lingkar impian si istri banyak pengen ini, dan cuma aku pakai sekali karena ternyata bikin sakit mata. HAHAHAHAHA udah banyak pengen, durhaka pula.

Dia yang memastikan komputer dan internet kami bekerja baik. Sekalipun istrinya suka lupa nutup Photoshop sekaligus Adobe Premiere dan jadi perkara, dia setia membuat semuanya wasweswos macam kentut. Dia mengecek berkala smartphone aku dan pasti berakhir ngomel karena bisanya whatsapp sampai ribuan chat gak di-clear. Bhahahaha Giliran hang mulu, mewek. Giliran memory low, bete. Tapi skrinsyut gosip dibiarin bertumpuk-tumpuk di galery. Ya maklum yang yah, aku hanya perempuan biasa yang maunya selalu benar.

Dia yang mengajak Jiwo main saat aku harus ngetik postingan. Apalagi kalau sponsored post dan setengah jam lagi deadline, istri solehah bisa serius bener ngadep komputer gak peduli anak lagi ngapain. Dari jauh persis kayak tukang ketik kelurahan. Dia jaga Jiwo tanpa mengeluh, tanpa protes, padahal biasanya mumpung dia yang jaga, abis nulis aku diem-diem bablas fesbukan. Nyahahahaha monmaap lahir dan bathin, mas bojo..


Purwokerto, 28 Agustus sambil nungguin blog husband goreng singkong keju, 2016

Ngayas,
Tanpa kamu, mungkin perjalanan blog aku gak akan sejauh ini. Kalau gak ada kamu, mungkin aku gak pernah mencapai titik-titik hebat yang--pada akhirnya kamu hanya jadi penonton. Menyaksikan aku pelan-pelan terus maju, mendengar pencapaian-pencapaian yang aku banggakan, tepuk tangan atas apa-apa yang blog ini hasilkan. Padahal sejak pertama blog ini publish 6 tahun lalu, kita bekerja dan berkarya berdua. Semua kita kejar dan capai sama-sama. Olopyo.

Comments

Popular posts from this blog

Menginap di Amaris Hotel Pancoran, Siapa Suruh Datang Jakarta!

Setiap ke Jakarta dan menginap di hotel, aku jadi punya kesukaan baru. Buka jendela malam-malam dan menonton pertunjukan bernama ibukota. Diam di sana, berlama-lama, dan menyaksikan banyak drama. Yang pada akhirnya mengantarku pada syukur, bahwa hingga hari ini, aku masih hidup di desa. Tuhan maha baik. --- Tinggal jauh dari ibukota juga membuatku kenal dekat dengan sebuah makhluk abstrak bernama kangen. Sahabatku, banyak yang tinggal di Jakarta, mengadu hidup di sana. Dan terpisah 7 jam kereta api dengan mereka, ternyata malah membuatku menghargai setiap pertemuan. Mengajarkanku betapa berharganya setiap kesempatan yang aku punya untuk berangkat ke sana. Minggu lalu, kesempatan itu datang lagi, pergi ke ibukota. Yay. Penuh haru banyak noraknya, aku mengemas barang untuk dua tujuan: menghadiri pesta pernikahan Cablo dan kopi darat dengan rombongan ibu-ibu blogger super-rempong.  Tujuan pertama adalah seorang teman lama yang punya nama asli Reka, kupanggil Cablo karena dia memang Canti

Cantiknya Kain Besurek Khas Bengkulu

Kain yang aku pakai itu, kain Besurek khas Bengkulu. Cantik banget yaaa.. Eh, apa? Kain Besurek nggak boleh dijadikan rok? Nggak sopan? Kenapa? Boleh, kali. Motif yang ada pada kain Besurek, itu hanya ornamen yang menyerupai huruf arab gundul, dan enggak ada artinya. Jadi BUKAN ayat suci Alquran, ya! Meskipun, he euh, Besurek secara harafiah berarti bersurat atau tertulis. Tapi menurut kak Asnody, guide yang menemaniku waktu di Museum Negeri Bengkulu, motif pada kain Besurek itu enggak membentuk kalimat dan enggak bisa dibaca. Jadi ya memang bukan surat dalam Alquran, hanya ornamen yang menyerupai. Saking noraknya si Pungky, aku baru tau sebulan yang lalu kalau Bengkulu punya kain khas yang namanya kain Besurek ini. Waktu pertama kali lihat kain ini di Museum Negeri Bengkulu, aku melengos gitu aja karena sekilas kelihatan biasa aja. Cuma kain yang bermotif huruf arab gundul. Pun warnanya, yang dipajang di museum, kelihatan kuno di mataku. Jadi aku lebih tertarik nyantroni temen-temen

7 Alasan Kenapa Aku Jatuh Hati pada ASUS Zenfone 3

Bosen nggak sih liat aku terus-terusan pamer ASUS Zenfone 3 di sosmed? Bhahahaha Ya gimana dong, aku betul-betul jatuh hati smartphone ini. Bahkan gak cuma aku, di rumah, ASUS Zenfone 3 ini jadi primadona. Enggak bisa deh dipakai satu orang dalam waktu yang lama. Kalau seminggu aku pakai, minggu depannya pasti diculik suamiku. Penginnya sih punya satu-satu ya, tapi kan kami enggak kentut duit. Yaudahlah satu aja dipakai berdua. Itu smartphone apa sabun mandi? Seri yang aku bahas kali ini adalah ZE552KL . Ini nih, 7 alasan kenapa aku jatuh hati sama ASUS Zenfone 3: 1. Kaca Belakang yang Berkilau Bukan, bukan kaca belakang buat atret, lukata angkot. Jadi, case bagian belakang ASUS Zenfone 3 ini terbuat dari crystal glass . Dan kalau kena cahaya, asli, dia berkilau! Beberapa orang nggak suka sama hal ini karena bikin cepat kotor. Karena sidik jari apalagi saat tangan berkeringat, pasti nempel dan meninggalkan kesan dekil. Tapi aku mah suka banget. Karena kalau lagi selfie siang bo