Waktu aku memasukan Lactacyd Intimate White ke keranjang belanja, suamiku sempat protes.
“Lho, kok yang biru? Biasanya yang pink..”
“Iya, soalnya yang ini bisa sekalian menyerahkan area V”, jawabku.
“Buat apa? Kan enggak kelihatan..” Tanyanya lagi sembari mendorong trolley ke arah kasir.
“Masa kamu nanya sih buat apa?”
“Aku terima kamu apa adanya, kok!” kilahnya.
Sambil menaikkan belanjaan ke meja kasir, obrolan kami menjadi panjang dan seru. Pembahasan soal area V yang menurutnya, buat apa dirawat, gak ada yang lihat. Toh dia menerima aku apa adanya. Sekalipun area V milikku, warnanya lebih gelap dibanding bagian tubuh yang lain.
Oh, maaf suamiku, jangan geer dulu. Urusannya gak sesederhana itu. Merawat area V, buatku, bukan cuma soal membahagiakan suami. Bukan juga karena aku hobi pakai bikini atau hotpants, jadi harus bersih dan mencling. Bukan.
Mencerahkan area V, bagiku, adalah soal mencintai diri sendiri. Mensyukuri pemberian Gusti. Harus dirawat, dikembalikan warna aslinya, dijaga kebersihannya, sekalipun tanpa alasan. “Buat apa? Kan enggak kelihatan”, begitu katanya. Hmm, memangnya harus kelihatan, ya? Memangnya menjaga tubuh, bagian manapun itu, harus supaya bagus dilihat orang?
Buatku enggak. Indah dan bersih seperti bagian tubuh lain, adalah hak setiap titik di tubuhku. Termasuk area V. Lho iya, masa mentang-mentang gak kelihatan, trus jadi dibiarkan menghitam dan kotor? Biarpun gak dilihat orang, area kewanitaan juga bagian dari tubuh. Tuhan memberiku dalam keadaan mulus, bagus, dan bersih. Masa mentang-mentang gak kelihatan, jadi gak aku rawat? Enggak, dong :)
“Biasanya pakai Lactacyd yang pink, emang yang biru ini lebih bagus?”
Sambil mendorong trolley menuju parkiran, suamiku kembali bertanya. Dia hafal betul, kalau Lactacyd Feminine Hygiene yang botol putih merah jambu, selalu ada di kamar mandi kami. Rutin aku pakai sejak bertahun lalu karena ya itu, aku selalu berusaha menjaga si V tetap bersih dan sehat. Biasanya, aku pakai saat mandi pagi dan sore. Apalagi kalau lagi menstruasi, duh, bau gak sedap darah kotor itu ganggu banget. Lactacyd Feminine Hyginelah yang jadi andalanku, sekali pakai langsung wangi dan segar seharian.
Nah tapi, si botol putih pink ini hanya pembersih sehari-hari. Untuk mencerahkan kulit di area V, aku rutin memakai scrub buatan sendiri. Campuran oat yang sudah dihaluskan, madu dan susu murni. Tapi, sangat sangat sangat repot dan butuh banyak waktu. Jadi kalau scrubbing badan aku bisa seminggu sekali, khusus area V, paling sebulan dua kali. Hihihi muales.
Makannya aku sangat hepi waktu tau Lactacyd punya produk yang bisa mencerahkan area V. Lactacyd Intimate White, namanya. Botolnya, yang putih dan biru, ya! Katanya, bahan-bahan yang terkandung di dalamnya, dapat mencerahkan area V dalam 4 minggu. Wah, ini sih praktis banget, ya. Aku jadi gak perlu repot-repot lagi bikin adonan sendiri untuk scrub area V. Tinggal cur, usap-usap, bilas, selesai deh!
Setelah seluruh belanjaan naik ke mobil, kami lantas bergegas pulang karena hari sudah malam dan si kecil menunggu di rumah. Diiringi lagu All About That Bass yang menggema dari audio mobil, suamiku lagi lagi melempar tanya.
“Emang nggak bahaya, ya? Masa area kewanitaan dikasih whitening?”
Aku tersenyum simpul, membuang badan ke jok belakang lalu mengacak-acak isi tas belanja kami, mencari si botol putih biru. Ketemu, ini dia!
“Nih, Yang.. Di kemasannya tertulis kok, klaim bahwa Lactacyd Intimate White ini menggunakan bahan-bahan alami. Algo White, ekstrak susu dan Actipone-B dari bengkuang. Jadi ya sama aja kayak adonan susu oat yang biasa aku pakai, cuma, ini sudah diekstraks jadi sabun.” Jawabku setengah sok tahu.
Makannya aku sangat hepi waktu tau Lactacyd punya produk yang bisa mencerahkan area V. Lactacyd Intimate White, namanya. Botolnya, yang putih dan biru, ya! Katanya, bahan-bahan yang terkandung di dalamnya, dapat mencerahkan area V dalam 4 minggu. Wah, ini sih praktis banget, ya. Aku jadi gak perlu repot-repot lagi bikin adonan sendiri untuk scrub area V. Tinggal cur, usap-usap, bilas, selesai deh!
Setelah seluruh belanjaan naik ke mobil, kami lantas bergegas pulang karena hari sudah malam dan si kecil menunggu di rumah. Diiringi lagu All About That Bass yang menggema dari audio mobil, suamiku lagi lagi melempar tanya.
“Emang nggak bahaya, ya? Masa area kewanitaan dikasih whitening?”
Aku tersenyum simpul, membuang badan ke jok belakang lalu mengacak-acak isi tas belanja kami, mencari si botol putih biru. Ketemu, ini dia!
“Nih, Yang.. Di kemasannya tertulis kok, klaim bahwa Lactacyd Intimate White ini menggunakan bahan-bahan alami. Algo White, ekstrak susu dan Actipone-B dari bengkuang. Jadi ya sama aja kayak adonan susu oat yang biasa aku pakai, cuma, ini sudah diekstraks jadi sabun.” Jawabku setengah sok tahu.
Hmm, aman gak ya? Diam-diam aku juga meragukan cairan dalam botol putih yang aku genggam. Bener juga si ayang, masa area kewanitaan dikasih whitening? Dalam hati, pelan-pelan aku membaca seksama semua yang tertulis pada kemasan. Meyakini diri sendiri bahwa apa yang akan aku pakai ini, beneran aman digunakan area vital.
“Nah, yang! TERUJI!”. Setengah berteriak, telunjuk kiriku menunjuk-nunjuk botol Lactacyd Intimate White di tangan kanan.
“Apanya?” Kaget, suamiku meminta penjelasan. Apa coba, gak ada angin gak ada ujan, tiba-tiba jerit heboh. Hahahaha
Pada kemasannya tertulis, bahwa Lactacyd Intimate White sudah teruji secara dermatologis. Sehingga bukan cuma aman digunakan, tapi sangat aman digunakan setiap hari. Aku sih gak ragu ya, seratus persen percaya dengan apa yang tertulis. Karena pengalaman memakai Lactacyd Feminine Hygiene bertahun-tahun, aku dan miss V baik-baik aja sampai hari ini. Yaiyalah, pembersih kewanitaan no.1 di dunia ini kan berbahan dasar susu lembut seperti lactoserum serta asam laktat yang secara alami memang ada di area intim wanita.
Malam itu juga, di rumah, aku langsung mencoba pembersih area kewanitaan baruku ini. Teksturnya kental dan lembut, lebih kental dari Lactacyd varian lainnya. Warnanya bening keputih-putihan. Wanginya segar tapi nggak menyengat, ini salah satu indikasi pembersih area V yang aman digunakan. Karena bahan-bahan alami (seperti lactoserum dan asam laktat yang terkandung dalam seluruh produk Lactacyd ) memang tidak memiliki aroma yang kuat. Saat diusap di tangan, akan menghasilkan banyak busa yang gak kalah lembut.
“Nah, yang! TERUJI!”. Setengah berteriak, telunjuk kiriku menunjuk-nunjuk botol Lactacyd Intimate White di tangan kanan.
“Apanya?” Kaget, suamiku meminta penjelasan. Apa coba, gak ada angin gak ada ujan, tiba-tiba jerit heboh. Hahahaha
Pada kemasannya tertulis, bahwa Lactacyd Intimate White sudah teruji secara dermatologis. Sehingga bukan cuma aman digunakan, tapi sangat aman digunakan setiap hari. Aku sih gak ragu ya, seratus persen percaya dengan apa yang tertulis. Karena pengalaman memakai Lactacyd Feminine Hygiene bertahun-tahun, aku dan miss V baik-baik aja sampai hari ini. Yaiyalah, pembersih kewanitaan no.1 di dunia ini kan berbahan dasar susu lembut seperti lactoserum serta asam laktat yang secara alami memang ada di area intim wanita.
Malam itu juga, di rumah, aku langsung mencoba pembersih area kewanitaan baruku ini. Teksturnya kental dan lembut, lebih kental dari Lactacyd varian lainnya. Warnanya bening keputih-putihan. Wanginya segar tapi nggak menyengat, ini salah satu indikasi pembersih area V yang aman digunakan. Karena bahan-bahan alami (seperti lactoserum dan asam laktat yang terkandung dalam seluruh produk Lactacyd ) memang tidak memiliki aroma yang kuat. Saat diusap di tangan, akan menghasilkan banyak busa yang gak kalah lembut.
Lactacyd Intimate White tersedia dalam kemasan 60 ml dan 150 ml. Aku beli yang 150 ml, karena kebetulan masih punya Lactacyd Feminine Hygine yang 60 ml. Jadi sekarang, kalau di rumah, aku pakai Intimate White, kalau berpergian apalagi sampai menginap, aku bawa yang Feminine Hygine. Kemasan 60 ml ini mungil banget lho, sangat travel friendly karena muat masuk makeup pouch.
Setelah digunakan, rasanya itu area V jadi terasa segar dan bersih. Enggak terlalu kesat, tapi juga enggak licin. Jadi nyaman dan langsung wangi. Sama sekali gak ada perih atau nyelekit, betul-betul cocok dipakai setiap hari. Daaan, untuk membuktikan janji cerah dalam 4 minggu, aku mengujinya!
Lactacyd Intimate White ini rutin aku pakai di area V sehari dua kali. Pagi saat mandi, dan malam sebelum tidur. Kok sebelum tidur? Iya, supaya setelah dibersihkan, enggak kena air seni lagi sampai pagi, jadi lebih maksimal hasilnya. Nah, selama pemakaian selama 4 minggu kemarin, aku juga pakai di sikut. Supaya, aku bisa kasih lihat ke kalian bagaimana keampuhan Lactacyd Intimate White ini. Kebetulan, area sikutku juga menghitam dan warnanya lain dengan bagian tubuh lain. Jadi aku rasa, dia mirip mirip dengan area V, ya. So, Here we go!
Lactacyd Intimate White ini rutin aku pakai di area V sehari dua kali. Pagi saat mandi, dan malam sebelum tidur. Kok sebelum tidur? Iya, supaya setelah dibersihkan, enggak kena air seni lagi sampai pagi, jadi lebih maksimal hasilnya. Nah, selama pemakaian selama 4 minggu kemarin, aku juga pakai di sikut. Supaya, aku bisa kasih lihat ke kalian bagaimana keampuhan Lactacyd Intimate White ini. Kebetulan, area sikutku juga menghitam dan warnanya lain dengan bagian tubuh lain. Jadi aku rasa, dia mirip mirip dengan area V, ya. So, Here we go!
Minggu 2
Pemakaian rutin 14 hari. Masih kusam, tapi sedikit agak mendingan lah, ya.Minggu 3
Pemakaian rutin 21 hari. Masih menghitam, tapi kelihatan sedikit lebih cerah dari sebelumnya.Minggu 4
Pemakaian rutin 28 hari. Sudah lebih bersih dan cerah. Area yang menghitamnya kelihatan memudar dan jadi mulus.Ini cahaya fotonya memang beda-beda. Pun saturisanya. Karena susah banget bikin foto dengan kondisi cahaya yang persis di 4 minggu yang berbeda. Jadi, yang diperhatikan, bagian hitam dan kusamnya aja ya!
Waw, boleh dibilang janji mencerahkan dalam 4 minggu Lactacyd Intimate White ini enggak bohong. Cuma memang gak langsung cling, ya! Tapi selama 28 hari itu, area yang menghitam terlihat lebih cerah dan bersih. Walaupun samar dan tipis, ada perubahan. Mungkin kalau terus dipakai rutin, berbulan-bulan gitu, misalnya. Area V akan mulus, bersih, dan cerah seperti kulit bagian tubuh yang lain.
Eh, pas merhatiin foto-foto ini, aku jadi girang. Berarti perubahan area V ku kayak gitu juga, dong, ya? Hihihi Asiiik!
Kalau sudah cerah begitu, soal kepercayaan diri enggak usah ditanya lagi. Otomatis langsung meroket tajam. Pakai bikini? Pede! Ber-hotpants ria? Bisa! Melayani suami? Siap! Bikin suami kelepek-kelepek ketagihan? Wogh, siap banget! Ahahaha
“Si bocil udah bobo, Yang?” Suamiku berdiri di depan pintu kamar mandi, menodong aku yang baru aja menggunakan Lactacyd Intimate White.
“Udah. Tadi aku susuin, pules deh!” Jawabku santai.
“Trus kita bobonya kapan? Mau coba yang mulus dan wangi, nih..”
“Hmmm..?”
Kedipan sebelah mataku menjawab semuanya. Pintu kamar ditutup. Terimakasih Lactacyd Intimate White, aku padamu. Sungguh padamu!
Notes:
Aku mencoba di sikut, hanya untuk membuktikan ke kalian, ya.. Bahwa Lactacyd Intimate White ini memang betul-betul ampuh mencerahkan. Supaya fotonya bisa dipajang di tulisan ini. Aslinya, produk ini diformulasikan khusus untuk area kewanitaan. Jadi pakailah hanya di sana :)
Kalau sudah cerah begitu, soal kepercayaan diri enggak usah ditanya lagi. Otomatis langsung meroket tajam. Pakai bikini? Pede! Ber-hotpants ria? Bisa! Melayani suami? Siap! Bikin suami kelepek-kelepek ketagihan? Wogh, siap banget! Ahahaha
**
“Si bocil udah bobo, Yang?” Suamiku berdiri di depan pintu kamar mandi, menodong aku yang baru aja menggunakan Lactacyd Intimate White.
“Udah. Tadi aku susuin, pules deh!” Jawabku santai.
“Trus kita bobonya kapan? Mau coba yang mulus dan wangi, nih..”
“Hmmm..?”
Kedipan sebelah mataku menjawab semuanya. Pintu kamar ditutup. Terimakasih Lactacyd Intimate White, aku padamu. Sungguh padamu!
![]() |
#ProvenSelfV |
Aku mencoba di sikut, hanya untuk membuktikan ke kalian, ya.. Bahwa Lactacyd Intimate White ini memang betul-betul ampuh mencerahkan. Supaya fotonya bisa dipajang di tulisan ini. Aslinya, produk ini diformulasikan khusus untuk area kewanitaan. Jadi pakailah hanya di sana :)
Comments
Post a Comment