Belakangan ini, lagi tren banget ya penggunaan action cam, atau kamera aksi dalam bahasa Indonesia. Seiring meledaknya traveling sebagai gaya hidup dan kebutuhan yang pelan-pelan jadi primer, popularitas action cam ikut meroket tajam. Apalagi di kalangan para pengibar bendera hitam dengan teriakan mah trep mah edvencyooor.
Aslinya, action cam dibuat untuk pengambilan gambar yang bisa dibilang ekstrim. Alias susah dilakukan oleh kamera biasa. Tapi, sekarang mah lebih mirip kamera kekinian yaa.. Apa-apa pakai action cam entah biar apa. Padahal kan setiap jenis kamera udah didesain sesuai fungsinya. Ada momen-momen atau hal-hal yang malah wagu kalau diambil dengan action cam. Tapi yaaa gitu deh, namanya juga manusia. Ngeh, apa ini x))

Action cam lazimnya berbentuk mungil dan punya nama lain pov cam. Pov itu point of view, simpelnya, si kamera ini menjadi mata sudut pandang pertama. Si pelaku. Makanya action cam biasanya didukung dengan asesoris yang bisa buat nyantelin kamera mini ini di badan si pelaku. Entah di kepala, di pergelangan tangan, dada, atau pundak.
Eits, si pelaku di sini gak cuma manusia lho. Bisa aja benda. Jadi, si action cam (dengan asesoris khusus), menempel di sepeda, mobil, dayung atau apapun yang sekiranya bisa kasih sudut pandang orang pertama. Asesoris khusus ini, biasa disebut dengan mounting.
Karena didesain untuk kegiatan-boleh dibilang-ekstrim, action cam biar pun mungil tapi punya bodi yang tangguh. Kecil-kecil cabe-cabean rawit. Kalau dipasang waterproof case, dia mampu merekam gambar atau video di air sampai kedalaman tertentu. Beberapa merk, terbukti tahan banting, timpuk dan gantung. Cocok untuk jomblo yang terbiasa di gantung, lalu dibanting.
Asiknya, action cam dilengkapi dengan lensa lebar yang sanggup mengambil gambar lebih luas. Bahkan, Kodak Pixpro SP360 bisa ambil gambar dengan sudut pandang 360 derajat (GoPro cuma 170 derajat). Jadi kalau kamu selfie pakai si kecil ini, latar belakang yang tertangkap akan lebih instagramable. Makanya sering juga dipakai wefie (selfie rame-rame), karena biarpun gak pakai tongsis, orang yang masuk ke dalam gambar bisa buanyak. Ya karena lensa lebarnya itu tadi, gambar jadi luas.
Gak cuma foto lho, action cam juga bisa merekam video bahkan dengan kualitas HD. Bisa juga buat bebikinan timelapse dengan interval yang cukup cihuy. Daaann, beberapa merk sudah dilengkapi dengan wifi, jadi kealayan kita (KITAAAA?) yang terekam kamera, bisa langsung masuk smartphone saat itu juga. Jadi masuk instagramnya juga lebih cepet. Muahahaha *penting bingit*
Ini video yang aku ambil full menggunakan action cam, aku pakai SJcam 4000. Tapi maaf untuk shaking yang parah, ini pakai tangan langsung xD *dodol bener*
Ini video yang aku ambil full menggunakan action cam, aku pakai SJcam 4000. Tapi maaf untuk shaking yang parah, ini pakai tangan langsung xD *dodol bener*
Tren penggunaan action cam semakin hits karena harganya yang tergolong terjangkau. Merk-merk seperti Xiaomi Yi, SJcam, Bpro, Kogan, membandrol harga yang sangaaaat ramah kantong. Tapi kalau kata orang Jawa, rega nggawa rupa, ada harga ada barang. Itulah kenapa GoPro banyak menjadi pilihan para profesional. Tapi, GoPro pun termasuknya terjangkau lho ... Karena untuk hasil demikian, kalau DSLR atau mirrorless, mungkin angkanya akan lebih tinggi.
Purwokerto, 13 Januari belom mandi, 2016
Postingan ini sebenernya doa. Tentang keinginanku atas sebuah action cam impian. Gusti.. baca kan? :)
Comments
Post a Comment