Skip to main content

Pengalaman Mengecat Rambut Pertama Kali


Merhatiin gak foto aku di review Lime Crime kemaren? Gak banget ya rambutnya :(
Udahlah warnanya kusam, jigrag-jigrag kek orang gak kenal sisir, kering pula.. Duh, dengan kulit gelap begini, dipadu rambut begitu yo makin aja aku kayak lap dapur lupa dicuci. Kucelnya udah darurat :(

Akhirnya aku berniat mencoba berbagai cara supaya rambutku kembali berkilau, lembut dan gampang diatur. Goal-nya itu, kayak ciwi-ciwi iklan shampo lah pokoknya! Harus kayak begitu, harus. Tapi balik lagi, selain kebelet hits, aku orangnya juga pemalas kelas berat. Jadi perawatan yang bikin rambut berkilau kayak kemiri, lidah buaya, teh basi dan teman-temannya, aku skip semua. Kelamaan breh, keburu pudar popularitas guweh! Muahahahaha

Yaudahlahya, untuk pertama dalam hidup, aku akhirnya memutuskan untuk mengecat rambut. Walaupun sempet ragu karena ini beneran pertama kali banget setelah 25 tahun (umurnya diulang mulu, biar semua orang tau aku masih muda xD). Tapi gak ada salahnya dong dicoba? Siapa tau setelah dicat, rambutku langsung kembali berkilau kayak yang aku pengen.

Keputusan mengecat rambut ini, membawaku pada Lolane. Produk hair coloring Thailand yang sudah masuk Indonesia. Nanya temen sana sini, belum ada yang pernah pakai. Nyari reviewnya di google juga cuma ada satu dua. Tapi entah ya, aku percaya aja gitu, soalnya produk luar, jadi Insya Allah pasti bagus. Hahahahahaha *gak nasionalis banget*


Aku ngecat di salon, namanya pertama kali, aku beneran buta gimana caranya mengecat rambut itu. Pun aku gak paham cuci bilas setelahnya. Daripada malah kayak singa ngamuk ni rambut, jadi aku lakukan di salon tapi bawa cat rambutnya sendiri. Iya, aku enggak mau cat rambut dari salon, takut dikibulin sama embaknya. Bilangnya bagus padahal dia emang sekalian jualan. Maap ya mbak salon dimanapun kalian berada xD

Mengecat rambut ternyata gak sehoror yang aku bayangin yaa.. Aku pikir bakalan lama, bau kimia dimana-mana, dan setelahnya rambutku berkilau tapi kayak sapu ijuk. Soalnya banyak temenku yang punya pengalaman gitu, abis rambutnya dicat, jadi kering dan rusak parah. Ternyata aku memilih cat rambut yang *alhamdulillah* cocok banget. Prosesnya cepet, tanpa bau kimia, dan hasilnya cakeeeep banget. Warnanya bagus dan aku sangat sangat sangat puas sama hasilnya.


Lolane ini akan aku review di postingan terpisah yaa.. Karena beneran bagus dan hasilnya memuaskan, jadi aku pengin semua orang tau dan nyobain. Ngehehehe Aku pakai warna dark brown, karena memang niatnya cuma menghilangkan rambut kusam. Tapi gak lama lagi kalian akan lihat rambutku bakal ngejreng, karena saking sukanya sama hasil Lolane ini, aku berniat sekalian ganti warna rambut! Muahahahaha *nyengir princess*

Sekarang mahkotaku udah kembali berkilau.. tinggal nyari solusi untuk kering dan jigragnya. Nyari jalan pintas lah tetep, biar kaga keburu turun pamor. Buat kalean yang lagi maju mundur mengecat rambut pertama kali, semoga postingan ini membantu yaa.. 

reviewnya nyusul ya, sist.. xD
Intinya sih pemilihan cat rambut aja, kalau tepat, Insya Allah enggak akan merusak. Malah jadi bagus dan cihuy nih kayak aku. Kalau baru pertama kali juga ada baiknya lakukan di salon, biar tinggal duduk dan hasilnya rapi. Tapi ya itu tadi, kalau bisa cat rambutnya beli sendiri aja, jadi bisa milih sesuai kebutuhan dan kecocokan sama rambut. Trus kalau baru pertama, ya pilih warna yang 'aman' dulu kayak cokelat tua, maroon gelap, atau blue black. Kalau sekiranya udah klik sama cat rambutnya, baru deh pakai warna yang berani.

Jangan lupa juga tes alergi yaa sebelum ngecat, ini paling penting. Di kemasan produk cat rambut pasti ada kok instruksinya, paling cuma nyolek dikit trus dioles di belakang kuping, diamkan 24 jam. Soalnya namanya cat rambut, pasti banyak kimianya, jadi jangan sampai mempertaruhkan kesehatan sendiri cuma karena males tes. Gampang kok lagian! :D


Purwokerto, sambil ngelus ngelus rambut baru, 8 desember 2015

Mari kita tutup kebahagiaan ini dengan...?


SELFIE MECUCU! YAY!

Comments

Popular posts from this blog

7 Alasan Kenapa Aku Jatuh Hati pada ASUS Zenfone 3

Bosen nggak sih liat aku terus-terusan pamer ASUS Zenfone 3 di sosmed? Bhahahaha Ya gimana dong, aku betul-betul jatuh hati smartphone ini. Bahkan gak cuma aku, di rumah, ASUS Zenfone 3 ini jadi primadona. Enggak bisa deh dipakai satu orang dalam waktu yang lama. Kalau seminggu aku pakai, minggu depannya pasti diculik suamiku. Penginnya sih punya satu-satu ya, tapi kan kami enggak kentut duit. Yaudahlah satu aja dipakai berdua. Itu smartphone apa sabun mandi? Seri yang aku bahas kali ini adalah ZE552KL . Ini nih, 7 alasan kenapa aku jatuh hati sama ASUS Zenfone 3: 1. Kaca Belakang yang Berkilau Bukan, bukan kaca belakang buat atret, lukata angkot. Jadi, case bagian belakang ASUS Zenfone 3 ini terbuat dari crystal glass . Dan kalau kena cahaya, asli, dia berkilau! Beberapa orang nggak suka sama hal ini karena bikin cepat kotor. Karena sidik jari apalagi saat tangan berkeringat, pasti nempel dan meninggalkan kesan dekil. Tapi aku mah suka banget. Karena kalau lagi selfie siang bo

Menginap di Amaris Hotel Pancoran, Siapa Suruh Datang Jakarta!

Setiap ke Jakarta dan menginap di hotel, aku jadi punya kesukaan baru. Buka jendela malam-malam dan menonton pertunjukan bernama ibukota. Diam di sana, berlama-lama, dan menyaksikan banyak drama. Yang pada akhirnya mengantarku pada syukur, bahwa hingga hari ini, aku masih hidup di desa. Tuhan maha baik. --- Tinggal jauh dari ibukota juga membuatku kenal dekat dengan sebuah makhluk abstrak bernama kangen. Sahabatku, banyak yang tinggal di Jakarta, mengadu hidup di sana. Dan terpisah 7 jam kereta api dengan mereka, ternyata malah membuatku menghargai setiap pertemuan. Mengajarkanku betapa berharganya setiap kesempatan yang aku punya untuk berangkat ke sana. Minggu lalu, kesempatan itu datang lagi, pergi ke ibukota. Yay. Penuh haru banyak noraknya, aku mengemas barang untuk dua tujuan: menghadiri pesta pernikahan Cablo dan kopi darat dengan rombongan ibu-ibu blogger super-rempong.  Tujuan pertama adalah seorang teman lama yang punya nama asli Reka, kupanggil Cablo karena dia memang Canti

Cantiknya Kain Besurek Khas Bengkulu

Kain yang aku pakai itu, kain Besurek khas Bengkulu. Cantik banget yaaa.. Eh, apa? Kain Besurek nggak boleh dijadikan rok? Nggak sopan? Kenapa? Boleh, kali. Motif yang ada pada kain Besurek, itu hanya ornamen yang menyerupai huruf arab gundul, dan enggak ada artinya. Jadi BUKAN ayat suci Alquran, ya! Meskipun, he euh, Besurek secara harafiah berarti bersurat atau tertulis. Tapi menurut kak Asnody, guide yang menemaniku waktu di Museum Negeri Bengkulu, motif pada kain Besurek itu enggak membentuk kalimat dan enggak bisa dibaca. Jadi ya memang bukan surat dalam Alquran, hanya ornamen yang menyerupai. Saking noraknya si Pungky, aku baru tau sebulan yang lalu kalau Bengkulu punya kain khas yang namanya kain Besurek ini. Waktu pertama kali lihat kain ini di Museum Negeri Bengkulu, aku melengos gitu aja karena sekilas kelihatan biasa aja. Cuma kain yang bermotif huruf arab gundul. Pun warnanya, yang dipajang di museum, kelihatan kuno di mataku. Jadi aku lebih tertarik nyantroni temen-temen