Saat ke Phuket, kami memang transit di Changi selama beberapa jam, tapi sama sekali nggak perlu ngurusin bagasi. Jadi, Tiger Air punya fasilitas namanya Tiger Connect, transfer bagasi tanpa perlu diambil dulu. Menurut webnya sih, kami harus mengurus Tiger Connect ini di konter Tiger Air Changi sebagai bandara transit. Prosesnya cepet, setelah diurus kami bisa menikmati transit tanpa harus geret-geret koper.
Kata webnya sih gitu ya, tapi ternyata saat check in pertama di Soeta, petugas menanyakan apakah koper dibutuhkan di Changi atau enggak. Kalau enggak, akan langsung diterbangkan ke Phuket, jadi kami gak perlu urus apa-apa lagi di Changi. Yaudah kami memilih langsung diambil di Phuket aja, supaya di Changi cuma geret-geret koperku aja, koper bagongnya Ifa enggak usah. Selfie ala cabe-cabean pun bisa lebih maksimal. Yay!
Sebenernya sih rada bikin deg-degan, karena kami gak tau bagasi itu perjalanannya gimana. Apakah sampai atau malah kasus kayak berita yang kami baca di dumay. Berita buruk tentang koper dan Tiger Air itu beneran jadi semacam mantan buat kami, membayangi terus.
Selepas imigrasi, Ifa sprint tunggal di bandara Phuket menuju rel pengambilan barang (iya, aku jalan lenggak lenggok santai di belakangnya. Bodo amat xD), dan ternyata kopernya... GAK ADA!
Wakwaw..
Pas aku sampai di rel, si Ifa mukanya lagi panik. Hidungnya kempas kempis bak penganten baru lupa dijamah. Penumpang yang satu pesawat sama kami, udah pada nenteng bagasi masing-masing. Kopernya Ifa ditungguin gak juga keluar. Seluruh rel udah dicek, ditungguin, tetap gak ada. Ifa makin panik, dia lari kesana kemari sampai ngecek satu-satu lugage tag di koper orang, barangkali ketuker.
Karena kebetulan koper yang dia bawa emang pasaran banget, warnanya hitam polos, rawan ketuker. Coba kalau kopernya gilter-gliter buricak burinong, atau ada print fotoku ukuran folio tempel di depan, kan lebih gampang ketemu.
Trus Ifa lari ke pojokan bandara, karena di sana ada koper-koper di lantai gitu. Enggak ngerti ya kebijakan bandara Phuket itu gimana, jadi bagasi yang sudah keluar dan jalan di rel, nggak dibiarkan masuk dan muter lagi. Tapi diambil sama petugas dan dikumpulkan di lantai di pojokan ruangan. Kalau aku yang jadi koper, aku akan bilang ke petugas "Satu puteran lagi bang, nanggung lagi enak!".
EH KETEMU! Alhamdulillah... Kopernya dibolak-balik buat memastikan kalau itu beneran punya dia. Bener, punya dia. Fyuuuh.. Kami dengan sumingrah menyeret punya masing-masing, keluar bandara dan mengucapkan assalamualaikum pada tanah yang katanya paling indah di Thailand.
Intinya sih, fasilitas Tiger Connect itu sangat memudahkan dan bikin nyaman kita sebagai penumpang. Karena bebas dari repot buat angkat-angkat bawaan atau geret-geret koper saat transit. Bisa pesan sejak kita beli tiket, trus tinggal konfirmasi saat check in di bandara pertama. Jadi di bandara transit udah tinggal foya-foya. Kalau soal koper diturunin dari rel sebelum yang punya ngambil, itu kayaknya kebijakan bandara Phuket deh, bukan dari maskapainya. Soalnya rel yang lain juga begitu, padahal beda maskapai.
Purwokerto, 19 Desember kangen Phuket, 2015
Trus selama Ifa panik sama koper hilang, aku kemana? MAIN HANDPHONE LAH, CHECK IN DI SOSMED BIAR MASYARAKAT TAU AKU UDAH SAMPE PHUKET HAHAHAHAHA BHAAAAY.
Comments
Post a Comment